Self-Improvement
Sebuah Penyesalan
Jangan menyiksa diri untuk memuaskan orang lain atau sekedar ingin dinilai baik oleh orang lain ketika dirimu sudah tak memiliki alasan logis untuk terus menerus melakukannya, tak ada manfaat karenanya. waktumu lebih berharga dari itu semua. terus melulu toleransi atas apa yg sebetulnya sudah tidak bisa kita terima merupakan salah satu gerakan penghambatan proses pendewasaan. Kini coba pikirkan tentangmu. Dunia ini milikmu. seberapa hebat masa depanmu tergantung seberapa keras kamu untuk membuatnya hebat.
Halau semua elemen yang memungkinkanmu untuk lalai dalam mengejar impian besarmu. Masa lalu orang-orang terdahulu mengingatkanku betapa gemasnya menyesali pilihan. Aku baru saja tersadar, kemarin-kemarin aku tidak hidup untuk diriku. Mungkin itu alasan kenapa aku tidak pernah bisa benar-benar mencintai diriku sendiri secara penuh. Selalu terus merasa kurang dan cenderung kurang bersyukur. kini, mari kita hidup di masa depan. di dunia kita, dengan kita sebagai pemeran utamanya.
Tentang Impian dan Penuaan
Aku menangis. Bukan karena menyesali hidup apalagi karena tidak menerima kenyataan jalan hidupku. Tapi karena terharu. obrolan kecil bersama kakaku satu-satunya malam tadi tiba-tiba membulatkan tekadku yang jujur saja dua tahun kebelakang ini berangsur rubuh. Menolak penuaan bukanlah pilihan yang baik (menurutku). Karena dengan menjadi tua artinya banyak bagian dari tubuh dan jiwa yang tumbuh dan berkembang. Mungkin secara fisik kita menjadi kurang menarik, tapi secara pemikiran kurasa akan menjadi jauh lebih sexy.
Kini di sisa umurku, aku hanya akan kembali fokus terhadap apa tujuanku hidup, dan orang seperti apa yang benar-benar ku inginkan untuk menjadi. Karena kalaupun aku ditertawakan banyak orang, aku yakin mereka tidak pernah benar-benar memperdulikanku.
Dan aku juga meyakini satu hal lain:
“kita tidak bisa memenuhi semua keinginan orang-orang atas diri kita karena mungkin ketika aku memenuhi keinginan ibuku untuk menjadi seorang Chef, ayahku yang ingin aku meneruskan perjuangannya sebagai Guru akan kecewa. belum lagi keinginan orang di sekitarku yang lain. Karenanya aku hanya akan menjadi seseorang yang aku sangat ingin menjadi dan meyakinkan semua orang bahwa aku bisa dan pilihanku sama baiknya dengan semua keinginan mereka masing-masing.”
Terimakasih, aku senang. Aku bersyukur. Semua bagian hidupku mengantarkanku ke gerbang kesadaran. Lagi-lagi aku bangga untuk menjadi tua dan bertemu sekelumit permasalahan dan perasaan kacau. Aku berterimakasih.
My Best-bestfriend
Tak pernah salah untuk menjadi sendiri dalam kesendirian. Untuk kesekian kalinya ia mengakrabkanku dengan apa yang disebut “diriku” dan menyadari sebuah fakta besar jika sebenarnya sahabat terbaikku adalah seseorang yang baru saja kusebut diatas. Bisa kupastikan yang kubicarakan ini tidaklah klise. seseorang yang menyebut klise mungkin belum benar-benar larut dalam kesendiriannya dan bertemu dengan sahabat terbaiknya itu.
“pernah merasa jika tidak ada satupun orang yang mengerti dirimu? termasuk orangtua atau siapapun?”
Karena tidak akan pernah ada orang itu selain dirimu sendiri.
Menanggapi Keduniawian
Sebenarnya ingin aku utarakan ini semua sejak lama, tapi entah mengapa terasa tersendat dan terlupakan. Terkubur segudang hal remeh-temeh yang tidak pernah aku harapkan keberadaannya. Sama seperti keterampilan, pemikiran dan kesadaran pun perlu diasah. Mungkin itu yang sempat aku lewatkan.
Duniawi dan kehidupan adalah hal yang berbeda. Kita bisa dengan sangat jelas memisahkannya. Tuntutan jaman modern dan lingkungan perkotaan memaksa kita untuk memenuhi “standar minimum sosial” yang terbentuk. Secara tidak langsung, melupakan kesadaran dan hasrat alami kita dalam memaknai hidup dan dunia pada mulanya.
Sikap tulus, rendah hati, ramah, nampaknya tertutup kain gensi yang malah menampilkan egoisme, tinggi hati, ingin dipuji, dan arogansi untuk memperlihatkan dimana kelas kita berada.
Coba tanya diri kita apakah sikap itu yang benar-benar ingin kita miliki?
I knew society is fierce if we continuously force to fit in, not to deal with it.